Entah dimana kakimu berpijak malam ini. Bukannya telingaku tak pernah
dapat kabar pasti? Jika angin berhembus lewat, dengar bisik rinduku
yang terselip walaupun sesaat. Bukankah hangatnya kamu rasakan terus
merapat? Jangan lupa pada sinar mentari di pagi hari. Jika suasana tak
lagi terasa hangat, doaku akan senantiasa memelukmu erat. Doa-doa yang
mengandung kadar rindu untuk bertemu dan doa-doa yang menjaga bahagiamu
agar tak pernah layu. Seperti segelas kopi yang pernah kita bagi berdua,
bahagiamu adalah bahagiaku. Biarkan kita menua, tetap kamu tiada dua.
Dan tentang segala sedih milik kita, alasan mengapa kita selalu percaya
bahwa cinta selalu mampu menyeka setiap tetes air mata.
Aku ingin membagi segalanya denganmu. Bisakah kau juga begitu?
Telepatikanlah rindu ketempatku, agar satu rasa bisa kita icip bersama.
Sudah, tutup matamu dari jarak diantara kita. Apa artinya angka ratusan
kilometer. jika cinta kita tanpa jeda? Bukan jarak yang membuatku
mempermasalahkan begitu banyak tanya. Namun seberapa usahamu untuk tetap
mempertahankan kita. Jarak hanya pembatas. Lihatlah rasa yang kita
punya selalu berteriak tak terbatas. Katanya, untuk mengumpulkan kita
dalam temu se-susah mengumpulkan debu. Mari rapatkan hati kita dalam
sebaris doa. Semoga kita dipertemukan saat rindu sedang mnemuncak, yang
mencipta peluk paling erat dan senyum yang tak mau beranjak. Teruntuk
doa yang tak pernah henti menuju titik dimana kamu berada, kuselipkan
kepercayaan yang tak terhingga. Biar segenap impian dan kenyataan
selaras, menjadikan kita untuk selamanya.
Aku percaya, cinta pasti punya cara sendiri. Mungkin spasi yang
terselip kini adalah sebagian porsi skenario Tuhan yang tak terprediksi
agar kita saling mengisi. Biarkan jarak terlipat, biarkan rindu terus
dikali empat, ragu mungkin sempat lewat, tapi cuma kamu yang mampu
mengisi ruang hati dan membuat debar melompat-lompat. Hingga suatu hari
nanti, selain buah-buah cinta yang akan memecahkan sunyi, tabungan
rinduku juga senantiasa melengkapi. Hanya supaya kamu tau, setiaku tetap
bertahan bahkan hingga kini.
Meski sekalipun aku benci ditinggal pergi, tapi hati punya ketetapan
yang takkan bisa berhenti. Meneruskan miliaran rasa cinta untuk selalu
berada dalam siklus. Ya, aku tau kau bisa menilai mana yang tulus dan
berakal bulus. Cintamu barangkali yang paling lurus, berhembus tepat
pada aku yang telah lelah menunggu. Demi Tuhan, kini aku tersesat dalam
cintamu yang paling hebat. Sekarang, mari kita jelajahi jatuh dan bangun
bersama. Untuk sekedar membuktikan kepada mereka semua, bahwa setia itu
setidaknya pernah ada.
Bahwa setia itu kita.
Rasa jadi Kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar