Sabtu, 14 Juli 2012

Kolaborasi Rasa

Entah dimana kakimu berpijak malam ini. Bukannya telingaku tak pernah dapat kabar pasti? Jika angin berhembus lewat, dengar bisik rinduku yang terselip walaupun sesaat. Bukankah hangatnya kamu rasakan terus merapat? Jangan lupa pada sinar mentari di pagi hari. Jika suasana tak lagi terasa hangat, doaku akan senantiasa memelukmu erat. Doa-doa yang mengandung kadar rindu untuk bertemu dan doa-doa yang menjaga bahagiamu agar tak pernah layu. Seperti segelas kopi yang pernah kita bagi berdua, bahagiamu adalah bahagiaku. Biarkan kita menua, tetap kamu tiada dua. Dan tentang segala sedih milik kita, alasan mengapa kita selalu percaya bahwa cinta selalu mampu menyeka setiap tetes air mata.

Aku ingin membagi segalanya denganmu. Bisakah kau juga begitu? Telepatikanlah rindu ketempatku, agar satu rasa bisa kita icip bersama. Sudah, tutup matamu dari jarak diantara kita. Apa artinya angka ratusan kilometer. jika cinta kita tanpa jeda? Bukan jarak yang membuatku mempermasalahkan begitu banyak tanya. Namun seberapa usahamu untuk tetap mempertahankan kita. Jarak hanya pembatas. Lihatlah rasa yang kita punya selalu berteriak tak terbatas. Katanya, untuk mengumpulkan kita dalam temu se-susah mengumpulkan debu. Mari rapatkan hati kita dalam sebaris doa. Semoga kita dipertemukan saat rindu sedang mnemuncak, yang mencipta peluk paling erat dan senyum yang tak mau beranjak. Teruntuk doa yang tak pernah henti menuju titik dimana kamu berada, kuselipkan kepercayaan yang tak terhingga. Biar segenap impian dan kenyataan selaras, menjadikan kita untuk selamanya.

Aku percaya, cinta pasti punya cara sendiri. Mungkin spasi yang terselip kini adalah sebagian porsi skenario Tuhan yang tak terprediksi agar kita saling mengisi. Biarkan jarak terlipat, biarkan rindu terus dikali empat, ragu mungkin sempat lewat, tapi cuma kamu yang mampu mengisi ruang hati dan membuat debar melompat-lompat. Hingga suatu hari nanti, selain buah-buah cinta yang akan memecahkan sunyi, tabungan rinduku juga senantiasa melengkapi. Hanya supaya kamu tau, setiaku tetap bertahan bahkan hingga kini.

Meski sekalipun aku benci ditinggal pergi, tapi hati punya ketetapan yang takkan bisa berhenti. Meneruskan miliaran rasa cinta untuk selalu berada dalam siklus. Ya, aku tau kau bisa menilai mana yang tulus dan berakal bulus. Cintamu barangkali yang paling lurus, berhembus tepat pada aku yang telah lelah menunggu. Demi Tuhan, kini aku tersesat dalam cintamu yang paling hebat. Sekarang, mari kita jelajahi jatuh dan bangun bersama. Untuk sekedar membuktikan kepada mereka semua, bahwa setia itu setidaknya pernah ada.

Bahwa setia itu kita.

Rasa jadi Kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar