Rabu, 23 Oktober 2013

Seusai Temu

Seperti apa sayang, rasanya di antarmu pulang? Percakapan, tawa yang mengudara, lantunan pengiring perjalanan. Mana mungkin aku menolaknya? Hanya berjarak beberapa jengkal, waktumu bisa kucuri sebentar. Di tengah-tengah aktivitas hari yang begitu sibuk, kita melintasi seluruh pergerakan kota tanpa kuatir akan apa-apa. Saat di sampingmu itu dia yang kau cinta, bukankah itu sudah lebih dari cukup? Tidak ada yang lebih membahagiakan, bukan?

Aku berdoa agar macet itu tiba khusus untuk kita. Aku berdoa agar itu tujuan semesta agar memperlama pertemuan kita. Mungkin kamu berpikir ini terlalu sederhana untuk dijadikan sebuah doa atau hadiah. Tapi sungguh, dengan begini saja kamu sudah berhasil membuatku tersenyum lebar. Saat ucapmu mulai membelai sudut-sudut hatiku yang sepi, aku akan merona malu sambil memalingkan wajah ke jendela.

Esokku pasti akan terdaur ulang. Bahagia akan diperpanjang entah sampai kapan. Dan kamu akan membingkai senyumku, selama adamu terasa. Sungguh aku tak ingin lebih banyak bermimpi. Tolong jadikan ini nyata dan berarti. Meski hanya sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar